Kamis, 03 Juli 2014

Review Pertemuan ke-3



Eka Miratul Khasanah
22212411
SMAK06-5


Bank memiliki tiga tujuan utama :
 

Jika bank bertujuan ekspansif, maka LDR (Loan to Debt Ratio) harus ditekan sampai 110%. Dari ekspansif ini, perusahaan akan memperoleh interest spread income yang besar dan berpengaruh terhadap profit bank tersebut.
Dalam konteksnya bank mendapatkan revenue dari berbagai kegiatan operasinya, diantaranya:
 

 

Dari bagan di atas dapat di lihat bahwa ada dua cara untuk menaikkan revenue yaitu efisiensi dan optimalisasi. Efisiensi dan optimalisasi, keduanya dapat ditempuh melalui teknologi informasi. Efisiensi adalah suatu cara yang berkaitan dengan kegiatan operasional  suatu bank. Efisiensi lebih ditekankan dalam menurunkan biaya operasional. Efisiensi dapat ditempuh melalui teknologi informasi dan human resource. Untuk teknologi, sebagai contohnya adalah ATM. Saat ini, hampir semua bank sudah menggunakan mesin ATM untuk memepermudah transaksi para nasabahnya. Dengan mesin ATM, bank juga dapat menghemat jasa teller, karena ATM dapat menggantikan fungsi  teller untuk melayani beberapa jenis transaksi perbankan.

Beberapa jenis transkasi yang dapat dilakukan dengan menggunakan ATM adalah:

a.       Penarikan tunai
b.      Transfer antar rekening dalam bank yang sama atau yang berbeda.
c.       Pembayaran tagiahan (rekening listrik, telepon, air, pembelian pulsa dan lain-lain).
d.      Berbagai jenis kegiatan perbankan lainnya.

Keuntungan yang diperoleh bank adanya ATM selain mengurangi jasa teller, juga dapat menigkatkan revenue, antara lain:

a.       Fee dari pemegang kartu ATM. Dengan memeperoleh fee dari pemegang kartu ATM, otomatis bank akan memperoleh tambahan revenue dari setiap transaksi yang dilakukan oleh nasabah melalui kartu ATM.
b.      Menarik nasabah. Penggunaan mesin ATM tentunya akan mempermudah transaksi nasabah, hal ini juga menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk membuat atau menggunakan kartu ATM. Dengan bertambahnya nasabah atau pengguna ATM, revenue pada bank akan meningkat, karena akan semakin banyak masyarakat yang menabung dan bertransaksi dengan menggunakan ATM. 


Dari sisi human resource atau human capital, bank dapat menaikkan tingkat revenue dengan cara mempekerjakan karyawan yang memiliki sertifikasi, multitasking, dan inovatif. Karyawan yang bersetifikasi biasanya memiliki kredibilitas yang cukup baik, dan sudah diakui kemampuannya dalam melakukan suatu pekerjaan. Biasanya, karyawan yang memiliki kriteria seperti itu dianggap sebagai aset perusahaan, dan menguntungkan bagi perusahaan.

Optimalisasi dapat ditempuh melalui fasilitas dan kemudahan yang diberikan bank kepada nasabahnya. Teknologi informasi kembali menjadi peran yang sangat penting dalam optimalisasi kegiatan perbankan.

Dari dua cara tersebut, teknologi informasi berpengaruh terhadap optimalisasi dan efisiensi perbankan dalam memperoleh revenue, karena dengan mengimplementasikan IT, bank dapat:
1.      Mempermudah operasi atau kegiatan
2.      Efisiensi dalam penggunaan human resource
3.      Meningkatkan ­e-based

Teknologi Informasi memang berpengaruh terhadap optimalisasi dan efisiensi perbankan dalam memperoleh revenue, tapi tetap saja yang memiliki peran penting adalah sumber dana dari pihak ketiga, karena revenue tidak bisa diperoleh kalau tidak ada dana dari pihak ketiga.
 

LRR (Legal Reserve Requirement)
Yang terpenting dari bank adalah tingkat likuiditasnya yang tersimpan di regulator.

   

 
 

Solusi untuk kedua risiko tersebut adalah dengan meminta saran kepada manajemen risiko tentang bagaimana menghadapi risiko-risiko tersebut.

Corporate Communication
Corporate Communication merupakan serangkaian kegiatan yang terlibat dalam pengelolaan komunikasi internal dan eksternal yang dikeluarkan oleh sebuah organisasi atau perusahaan yang bertujuan untuk membantu organisasi menjelaskan misi mereka dan menciptakan pandangan yang positif kepada karyawan, media, atau masyarakat. Contohnya adalah Corporate Wallet Share (Dompet Kepedulian Nasabah)

Konglomerasi
 

Keterangan:



1.      Siti Bank memberikan kredit kepada PT. X (Leasing)
2.      Suatu perusahaan ingin membuka usaha penjualan motor, tetapi tidak memiliki modal, lalu perusahaan tersebut meminjam uang kepada Siti Bank, dan membentuk perusahaan bernama Setra Company.
3.      PT. X (Leasing) bekerja sama dengan SETRA COMPANY dalam bisnis penjualan motor yang melayani penjualan secara kredit.
4.      PT. X mengasuransikan motor yang telah dibeli oleh si A (pelanggan) kepada PT. ZK. Jika A tidak melunasi cicilan motor, maka PT. X harus membayar premi sebesar Rp10,000. Pada suatu hari, A meninggal dunia dengan cicilan motor yang masih belum lunas. Hal itu menyebabkan PT. X harus membayar premi sebesar Rp10,000 kepada PT. ZK, dan PT. ZK diharuskan untuk membayar uang penjamin sebesar Rp10,000,000.

5.      Melihat transaksi antara PT. X dengan PT. ZK dalam asuransi motor, Siti Bank memutuskan untuk bekerja sama dengan PT. ZK. Karena menurut Siti Bank, transaksi tersebut menguntungkan.

6.      PT. ZK diharuskan untuk membayar uang penjamin sebesar Rp10,000,000 tapi PT. ZK tidak sanggup, lalu PT. ZK memutuskan untuk bekerja sama dengan PT. KL untuk membantu membayar uang penjamin tersebut. PT. ZK hanya sanggup membayar sebesar Rp2,000,000 dan hanya mendapatkan premi sebesar Rp2,000. PT. KL menyetujui untuk membayar sebesar Rp8,000,000 dan mendapat premi sebesar Rp8,000. Kegiatan tersebut disebut Reasuransi.

7.      PT. KL merasa Rp8,000,000 terlalu berat, akhirnya dia memutuskan untuk bekerja sama dengan PT. OP. PT. KL hanya sanggup membayar Rp2,000,000 dan mendapat premi sebesar Rp2,000, sedangkan PT. OP menyanggupi untuk membayar sebesar Rp6,000,000 dan memperoleh premi sebesar Rp6,000. PT. OP merupakan muara terakhir dari transaksi ini dan mendapatkan premi paling besar. Kegiatan ini disebut Restrocessi.

8.      Besarnya uang penjamin yang harus ditaggung oleh PT. OP membuat PT. OP membutuhkan dana cepat yaitu dengan membuat tiga perusahaan baru OK, LO, dan MO.
9.      Ketiga perusahaan tersebut membeli saham di Bursa Efek Jakarta dengan proporsi kepemilikan masing-masing 25%, 20%, 15% dan menjual kembali saham tersebut ketika harga saham naik. Dari penjualan saham tersebut menghasilkan capital gain.
10.  Pada suatu hari, Siti Bank menjual sahamnya ke Bursa Efek Jakarta dan di beli oleh OK, LO, dan MO sebesar proporsi seperti di poin nomor 9, tetapi saham tersebut tidak dijual kembali. Hal tersebut menyebabkan jumlah kepemilikan saham dari ketiga perusahaan yang dibentuk oleh PT. OP terhadap Siti Bank sebesar 60%, dan menyebabkan PT. OP memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Siti Bank.

Referensi:

http://en.wikipedia.org/wiki/Corporate_communication
http://accounting-bank.blogspot.com/2012/06/definisi-dan-keuntungan-menggunakan-atm.html#sthash.cLFNnNs6.dpuf