Kamis, 12 Desember 2013

Konsep Budget & Kepuasan Optimal

EKA MIRATUL KHASANAH
22212411
SMAK06-3



Dalam pengelolaan perusahaan, manajemen menetapkan tujuan (goals) dan sasaran (objectives) dan kemudian membuat rencana kegiatan untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut. Secara umum manajemen dapat diartikan sebagai suatu proses yang terdiri dari perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (actuating), dan pengendalian (controlling) dalam upaya mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Aktivitas planning menghasilkan rencana (plan) yang terdiri dari elemen-elemen tujuan (goal), strategi (strategy), program (program), prosedur (procedure) dan anggaran (budget). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penganggaran merupakan salah satu aspek penting dalam kegiatan manajemen, khususnya dalam perencanaan.

Proses penyusunan anggaran merupakan tahap akhir dari proses perencanaan menyeluruh perusahaan (total business planning). Perencanaan menyeluruh perusahaan ini dilaksanakan melalui empat tahap, yaitu:
  1. penetapan filosofi dan misi,  
  2. penetapan tujuan (goals) dan strategi,
  3. penyusunan program (programming),   
  4. penyusunan anggaran (budgeting)
Penganggaran (budgeting) menunjukkan suatu proses sejak tahap persiapan yang diperlukan sebelum dimulainya penyusunan rencana, pengumpulan berbagai data dan informasi yang perlu, pembagian tugas perencanaan, penyusunan rencananya sendiri, implementasi dari rencana tersebut, sampai pada akhirnya tahap pengawasan dan evaluasi dari hasil rencana itu. Hasil dari kegiatan penganggaran (budgeting) adalah anggaran (budget).
  1. Menurut RA Supriyono - Anggaran adalah suatu rencana terinci yang dinyatakan secara formal dalam ukuran kuantitatif, biasanya dinyatakan dalam satuan uang, untuk perolehan dan penggunaan sumber-sumber suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun.
  2. Menurut Gunawan Adisaputro - Anggaran adalah suatu pendekatan formal dan sistematis daripada pelaksanaan tanggung jawab manajemen di dalam perencanaan, koordinasi, dan pengawasan. 
  3. Menurut Glenn A. Welsch - Comprehensive profit planning and control is defined as a systematic and formalized approach for performing significant phases of management planning and control functions.
Anggaran perusahaan dapat dianggap sebagai suatu system tunggal yang memiliki ciri khas tersendiri, oleh karena anggaran perusahaan tersebut mempunyai tujuan serta cara kerja tersendiri yang merupakan satu kebulatan dan yang berbeda dengan tujuan serta cara kerja system lain yang terdapat dalam perusahaan.

Disamping itu anggaran perusahaan dapat juga dianggap sebagai sub sistem yang memerlukan hubungan dengan sub sistem lain yang terdapat dalam perusahaan oleh karena anggaran perusahaan bukanlah satu-satunya alat perencanaan dan pengendalian yang ada dan diperlukan perusahaan.

Istilah-istilah lain yang digunakan yang bermakna dan tujuan sama dengan anggaran adalah sebagai berikut:
  1. Business Budget  
  2. Profit Planning and Control  
  3. Comprehensive Budgeting  
  4. Managerial Budgeting  
  5. Business Budgeting and Control
Dalam menyusun anggaran harus diperhatikan syarat-syarat sebagai berikut:
  1. Realistis, artinya sangat mungkin untuk dicapai
  2. Luwes, artinya tidak kaku sehingga terdapat peluang untuk perubahan sesuai dengan situasi dan kondisi  
  3. Kontinyu, artinya bahwa anggaran perusahaan memerlukan perhatian secara terus menerus dan bukan merupakan suatu usaha yang bersifat incidental.
Garis Anggaran
Garis anggaran adalah Berbagai kemungkinan kombinasi konsumsi yang dapat diperoleh konsumen dengan pendapatannya.
Garis Kendala Anggaran
Garis kendala anggaran adalah kurva yang menghubungkan berbagai kombinasi konsumsi dua barang (x dan y) yang dapat dibeli dengan anggaran yang sama besarnya.
Kendala anggara secara sistematis adalah: PxQx + PyQy  I
Jika semua anggaran harus terpakai maka: PxQx + PyQy = I
(I = besarnya anggaran)
Contoh:
Seorang konsumen mengkonsumsi Apel dan Burger. Harga sebuah apel Rp1,000 dan harga sebuah burger Rp5,000. Anggaran yang disediakan Rp10,000.
a. Buatlah persamaan garis anggaran
b. Buatlah kurva garis kendala anggarannya
Dik       : A = 1,000X
              B = 2,000Y
              I = 10,000
Jawab  :
a. Persamaan kendala anggaran = 1,000X + 5,000Y = Rp10,000
Skedul kendala anggaran adalah sbb:
Kombinasi
a
b
c
d
e
f
A
0
2
4
6
8
10
B
5
4
3
2
1
0

KURVA ANGGARAN


PENDEKATAN UTILITAS KARDINAL
1. Kepuasan yang diperoleh konsumen dari berkonsumsi dapat diukur dengan satu satuan (uang atau unit)
2. Konsumen berusaha memaksimalkan kepuasan total (total utility = TU) dari produk yang dikonsumsinya.
3. Berlaku Hukum Gossen the law of diminishing marginal utility yaitu setiap tambahan jumlah produk yang dikonsumsi akan menambah kepuasan yang semakin rendah.
Fungsi Kepuasan Total
Kepuasan total (total utility) yang diperoleh konsumen dari mengkonsumsi produk tersebut, TU = f(X). Marginal Utility (MU) adalah tambahan kepuasan yang diakibatkan dari penambahan satu unit konsumsi MU = dx/dy


Dari table tersebut terlihat bahwa utilitas total (TU) meningkat sejalan dengan kenaikan konsumsi, akan tetapi dengan laju pertumbuhan semakin menurun. Adapun utilitas marjinal (MU) semakin menurun sejalan dengan adanya kenaikan konsumsi. Jika seseorang mengkonsumsi dua unit barang, utilitas marjinalnya adalah 7 – 4 = 3 utilitas, dan jika mengonsumsi tiga unit barang, utilitas marjinalnya adalah 9 – 7 = 2 utilitas, begitu seterusnya.

MAKSIMISASI KEPUASAN
A.    Konsistensi Pereferensi
Dalam setiap perilaku konsumen untuk memaksimumkan kepuasaan, terdapat empat prinsip pilihan rasional, yaitu:
a.       Kelengkapan (Completeness)
Prinsip ini menyatakan bahwa setiap individu pasti akan dapat menentukan barang mana yang lebih ia sukai.
b.      Trasitivitas (Transitivity)
Konsumen memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan dalam menentukan pilihannya. Dan prinsip ini memastikan adanya konsistensi internal di dalam diri individu.
c.       Kesinambungan (Continuity)
Prinsip ini menjelaskan bahwa ketika seseorang menyukai produk A maka segala keadaan yang mendekati produk A akan lebih ia sukai.
d.      Lebih banyak lebih baik (The more is better)
Prinsip ini menjelaskan bahwa kepuasaan akan meningkat ketika jumlah barang yang dikonsumsi semakin banyak.
Asumsi ini juga membantu menunjukkan kurva indeferensi, baik menurut teori ekonomi klasik atau teori ekonomi islam.
B.     Kurva Indeferensi

Kurva indeferensi muncul karena adanya preferensi yang menunjukan bahwa kepuasaan tidak dapat dihitung namun hanya bisa dibandingkan. Kurva indeferensi merupakan tempat kedudukan masing-masing titik yang melambangkan kombinasi dua macam komoditas yang memberikan tingkat kepuasaan yang sama. Dalam satu kurva indeferensi setiap titik memiliki kepuasaan yang sama, jika dalam dua kurva yang berbeda memiliki satu titik yang berpotongan maka itu berarti tidak adanya konsistensi dalam kasus tersebut.
Ciri lain Kurva Indeferensi adalah bentuk kurva yang cembung terhadap titik origin (0) dan kemiringannya dari kiri atas ke kanan bawah. Kurva indeferensi yang cembung ke titik origin menjelaskan kadar penggantian marginal yang menggambarkan besarnya pengorbanan atas konsumsi suatu barang. Bentuk kurva indeferensi sebenarnya dapat menunjukkan berbagai tingkat kesediaan untuk menggantikan suatu barang, diantaranya substitusi sempurna dan komplemen sempurna. Substitusi sempurna akan menunjukan kesediaan seseorang unuk mengganti barang satu dengan barang yang lainnya. Sedangkan komplemen sempurna akan dijelaskan selanjutnya.
C.     Komplemen Sempurna
Komplemen sempurna adalah kasus dimana dua barang yang saling melengkapi. Dan dalam kasus ini substitusi dari barang yang lainnya adalah nol, karena ketika barang satunya tidak ada maka kepuasaan yang ia miliki tidak akan terganti. Contohnya adalah sepatu, ketika sepatu kanan hilang maka ia tidak akan bisa digantikan dengan memilki 2 sepatu kiri begitu juga sebaliknya. Karena saling ketergantungan maka bentuk kurva indeferensi akan berbentuk siku-siku dan tidak lagi berbentuk cembung. 

sumber:
Modul Teori Ekonomi 1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar